Friday, October 27, 2017

[Review] Origin by Dan Brown

Title: Origin
Author: Dan Brown
Publisher: Doubleday Books
Published: October 3rd, 2017
Page: 461 pages
ISBN: 9780385514231

Hello Robert Langdon, we meet again, nice to see your Mickey Mouse watch again J

Memenuhi undangan salah satu murid terbaik, sekaligus sahabatnya - Edmond Kirsch - Robert Langdong hadir di Museum Guggenheim, Bilbao Spanyol, bersama beberapa undangan lainnya. Dan Brown dengan gaya khasnya menuntun pembaca mengenali salah satu museum dengan bentuk yang sangat menarik itu, mulai dari cara berbagai karya seni ditampilkan, sampai tour guide yang berupa Artificial Intelligent, bernama Winston. Winston berespon layaknya manusia yang menggunakan headset dan menjawab pertanyaan-pertanyaan Langdon dengan sangat humanis. Winston pun bisa melakukan pekerjaan sehari-hari seperti membayar listrik, pemesanan tiket pesawat, akomodasi untuk Langdon, dan apa saja yang diperintahkan oleh tuannya, Edmond Kirsch. Inilah pertemuan pertama Langdon dan Winston yang nantinya akan mengambil peran sangat besar dalam petualangan Langdon. Tujuan pertemuan hari itu untuk mendengarkan hasil penelitian Kirsch yang akan menjawab dua pertanyaan besar manusia,

where do we come from?
where are we going?

Edmond Kirsch adalah seorang futurist dan computer geek yang terkenal dengan temuan-temuan kontroversial, konon memprediksi beberapa hal yang seiring berjalannya waktu terbukti kebenarannya. Membaca gambaran tentang Kirsch, memunculkan nama-nama besar seperti Elon Musk, Steve Jobs dan Jeff Bezos yang ditambah dengan bumbu karakter eksentrik, kecintaan pada seni, dan rasa penasaran berlebih tentang keberadaan Tuhan. Tipikal scientist yang ingin membuktikan Darwin lebih benar dari pada segala hal yang tertulis dalam kitab suci. Selain berbicara langsung pada tamu yang hadir di Guggenheim, Kirsch pun menyiarkan temuannya ke seluruh dunia melalui live streaming yang tentu saja dibantu oleh Winston. Kirsch ingin memaksimalkan efek dari setiap kata-katanya, yang disebutnya mampu menggoyahkan landasan kepercayaan agama apapun. Namun belum juga sampai pada inti jawaban yang ditunggu-tunggu, Kirsch ditembak oleh Admiral Avila, yang namanya didaftarkan paling akhir oleh Ambra Vidal, direktur Museum Guggenheim, penyelenggara acara, sekaligus tunangan dari Pangeran Spanyol, Julian.